Selasa, 25 Maret 2014

Pendosa

Katanya,
Ada rasa yang membuncah

Bicara pertemuan selanjutnya
Kadang rindu lebih manis jika tertahan
Membiarkan semesta berjalan sebagaimana biasa

Menggemukan ragu melulu
Muak juga sebenarnya aku
Kendati nyatanya aku mulai terbiasa

Sudahkah aku menjadi pendosa
Dengan menunda bahagiamu
Rekat, menahannya dalam ikat pekat
Bukan mengabaikan, hanya tujuannya terlunta
Paham benar aku, persediaan ampunmu melimpah
Tapi apa baik terus menerus berujar maaf

Terus terang aku merasa setiap inci bibirku tertarik
Sama dengan resahnya kamu akan sambutan harapan
Jika iya, akulah pendosa

.AnnJasmine



Lega Hati

Menyadari segala rupa kekurangan
Tahu persis dimana sela kelemahan
Jeli akan buruknya sisi diri
Tajam mengkritisi tiap sisi negatif
Akankah bijak jika kita bisa mengenal diri sedalam itu

Sayangnya terlalu tajam pun tidak baik

Justru melukai diri sendiri lebih dalam
Makin berat lidah yang tak bertulang ini mengucap syukur
Keluh saja yang terus terucap
Ya, aku berusaha mereduksinya

.AnnJasmine



Kamis, 20 Maret 2014

Tunggu

Kepada kamu yang kalut menunggu pasti...

Aku pernah menunggu ribuan hari dalam pencarian jawaban
Bahkan terbengkalai hingga kulupa
Hingga kenyataan menghampiri dan mengembalikan tanyaku

Menjadi jahat bukan tujuanku di sini
Menjadi penyimpan kunci bukan inginku
Aku korban kejahatan yang tidak ingin membalas dendam pada siapapun
Apapun jawabnya, percayalah itu hasil perdebatan mental dan jiwa yang panjang
Soal rasa dan nyata
Yang entah mengapa justru makin sulit rasanya diurai

Bukan cuma kamu
Aku juga menunggu waktu

.AnnJasmine

Rabu, 19 Maret 2014

Berbahagialah di atas sana

Jangan dulu percaya diri akan apa yang kutulis di sini


Semalam, entah didorong kekuatan apa
Aku berani membuka setumpuk cerita lalu yang sudah kutaruh jauh di dalam bersama memori lainnya

Aku terpangu dalam diam
Tenggelam dalam kenangan
Aku bersumpah untuk tidak menyakiti diriku sendiri yang sudah koyak

Aku mengutukmu dalam doa terbaik yang bisa kuberikan setiap harinya
Aku membencimu dalam setiap kasih yang mengalir deras
Aku tak lagi punya pilihan

Jarak pernah mempertemukan kita
Jarak pernah berhasil menyatukan kita
Kini jarak menghancurkan kita
Jarak harapan dan realitas
Juga jarak setia dan bias percaya

Puaskanlah dahagamu di dunia antah berantah
Bersama dia, dia, dia, dia
Mungkin juga dengan dia

Cukup bagiku memberi ruang yang sama pada cinta dan benci
Berbagi porsi bahagia dan perih

Biar. Biar aku terisolasi
Menderita akan salahnya keputusan yang pernah kucipta
Berjuang sembuh dari penyakit yang kubuat sendiri

Terbanglah dan nikmati keberadaanmu di sana
Tentunya di atas sana lebih nyaman untukmu
Dibanding meringkuk dibawa menguasaiku

Apakah di atas sana kamu menatap ke bawah?
Aku tak butuh jawabmu
Cukupkan saja tanyaku mengambang
Selamat berbahagia


.AnnJasmine

nb:
Semoga kamu mengingat sepotong perbincangan manis kita dulu:
"...Percayalah, kamu akan jadi seseorang yang besar nantinya. Karyamu akan dinikmati oleh orang banyak..."
"Kalau tidak?"
"Setidaknya kamu sudah menjadi seseorang yang berarti buatku"

Tak lagi berarti, kan? Baik, aku akan kembali dengan sebuah pengapus raksasa.